RANDY PRATAMA 120141411493
TEMPAT/TANGGAL LAHIR :
JEMBER, 00 JANUARI 1994
TUJUAN
MENGUASAI DUNIA
PERLU DILIHAT REK,... GAMABARAN ANAK KOS'N HAHAHAHA,......
KLUARGA PLS 2012
“KELUARGA
INDONESIA” KONSULTAN PARENTING ONLINE
SEBUAH
PENDIDIKAN KELUARGA BERBASIS WEB
Untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah Difusi
Inovasi
Yang
dibina oleh Dr. Endang Sri
Redjeki, M.S.
Oleh:
Anny Zahra Mahfudhoh 120141411502
Bagus Aji Prayoga 209141424217
Ferdian Wahyu Romadhoni 120141400994
Indah Fani 120141411449
Lailatul Badriyah 120141411463
Randi
Pratama 120141411493
Yohana Fitriani 120141400992
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN PENDIDIKAN
LUAR SEKOLAH
Desember 2013
PROPOSAL
PENGAJUAN INOVASI
“KELUARGA INDONESIA” KONSULTAN PARENTING ONLINE
I.
LATAR
BELAKANG
Orang
tua merupakan panutan sekaligus contoh bagi anak- anak. Anak-anak akan mengikuti apa yang
orang tua mereka lakukan.
Oleh karena itu orang tua harus menjadi cerminan yang baik bagi anaknya. Dalam
mendidik anak tentunya orang tua harus mempunyai landasan yang jelas agar anak
tumbuh berkembang dengan kepribadian yang baik. Menjadi orang tua yang yang
bijaksana dan bertanggung jawab terhadap perkembangan anak harus dibentuk dan
tidak bisa begitu saja mengalir. Orang tua tidak hanya memberikan materi saja
kepada anak, akan tetapi dari segi moral pun anak memerlukan asupan dari orang
tua.
Untuk membentuk karakter
orang tua unggulan maka harus ada faktor- faktor yang mendukung keberhasilan
menjadi orang tua. Pentingnya pengetahuan parenting harus menjadi kebutuhan
bagi setiap orang tua, karena akan membentuk tumbuh kembang anak kedepannya.
Parenting merupakan suatu cara terrbaik yang ditempuh oleh orang tua dalam
mendidik anak sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak. Namun
sayangnya banyak orang tua yang tidak memahami bagaimana cara mengasuh anak
yang baik. Sehingga dalam pengasuhan orang tua menemukan masalah dan sulit menemukan
solusinya
Maka
dari itu banyak orang tua yang melakukan konsultasi ke konsultan parenting
untuk menyelesaikan masalah- masalah yang sedang mereka hadapi. Saat ini begitu
banyak jasa konsultan parenting yang berdiri, karena memang pada zaman sekarang
banyak orang tua yang tidak mampu melakukan pengasuhan secara baik. Untuk
melakukan konsultasi tentunya membutuhkan waktu yang lebih untuk datang ke
tempat konsultan yang dituju, dan terkadang tempat yang dipercaya orang tua
jauh dari tempat tinggalnya. Sedangkan untuk orang tua yang sibuk, tentunya
tidak mudah untuk menyisihkan waktu, karena pekerjaan yang begitu banyak.Selain
itu juga harus mengeluarkan dana yang lebih untuk dapat sampai ditempat
tersebut.
Dari
kelemahan- kelemahan tersebut dan pentingnya konsultan parenting bagi orang
tua, maka kelompok kita menciptakan suatu inovasi baru yaitu “KELUARGA INDONESIA” sebuah
“Konsultan Parenting
Online”. Inovasi tersebut merupakan inovasi alternatif dari konsultan parenting
yang biasa. Dengan inovasi ini diharapkan para orang tua dapat dengan mudah untuk melakukan konsultasi, dan dapat dilakukan
kapan saja. Terutama bagi orang tua yang sibuk, mereka dapat dengan mudah
melakukan konsultasi, dan tentunya dengan waktu yang tidak lama sehingga tidak
mengganggu pekerjaan dan orang tua dapat memahami dengan baik tentang
parenting.
II.
MANFAAT
Konsultan Parenting Online sangat bermanfaat bagi
masyarakat untuk mempermudah mengakses atau mencari informasi sebagai sarana
untuk mengetahui cara-cara
yang efisien dan efektif dalam mengatasi permasalahan keluarga, khususnya dalam
mengatasi permasalahan pengasuhan anak. Parenting online ini
juga menyediakan aplikasi tatap
muka secara online (melalui webcam), sehingga tidak mempersulit pengakses yang
membutuhkan informasi untuk mendatangi secara langsung ke kantor (konsultan),
namun tidak menutup kemungkinan, masyarakat meminta bertemu secara langsung
dengan memebuat perjanjian terlebih dahulu.
Manfaat lain
dari parenting online ini yang jelas ialah mengefisiensi waktu, karana hanya
diperlukan menyambungkan computer ke jaringan internet atau bahkan menggunakan
handphone yang dapat disambungkan ke internet, parenting online ini dapat
diakses dengan mudah, dimana saja, dan kapanpun.
III.
SPESIFIKASI
Konsultan Parenting Online merupakan website yang berisi informasi seputar
pendidikan keluarga mulai dari masa pra-kehamilan, kelahiran, pengasuhan
balita, pengasuhan anak, pengasuhan remaja, hingga pengasuhan orang tua lanjut
usia. Website ini merupakan sarana untuk mendapatkan informasi seputar
pendidikan keluarga sekaligus media konsultasi yang murah. Konsultan Parenting
Online akan melibatkan kerjasama dengan pihak pemerintah, para konsultan
keluarga, dan psikolog.
Media konsultasi parenting online akan terdiri dari dua fasilitas, yaitu
fasilitas reguler dan premium. Fasilitas reguler merupakan fasilitas berupa
informasi seputar parenting yang dapat diakses melalui website. Fasilitas reguler
juga memfasilitasi forum diskusi orang tua secara online dengan terlebih dahulu
mendaftar sebagai member secara gratis. Pendaftaran member hanya dilakukan
melalui pengisian data seperti nama, alamat email, kota tempat tinggal, dan
tanggal lahir. Fasilitas premium berupa fasilitas konsultasi tatap muka secara
langsung maupun secara online (webcam) pada jam tertentu. Untuk mendapatkan
konsultasi tatap muka, maka member akan langsung dihubungkan dengan konsultan
pilihan member dan dikenai biaya sesuai dengan konsultan yang dipilih.
Pengguna fasilitas premium juga akan medapatkan fasilitas reguler, yaitu
akses terhadap informasi di website dan forum diskusi orang tua. Fasilitas
premium dapat didapatkan dengan mendaftar sebgai member premium dengan mengisi
data berupa nama, alamat email, dan beberapa data pribadi yang diperlukan.
Selain pengisian data, untu menjadi member premium akan diminta untuk
memberikan donasi dengan jumlah uang yang tidak ditentukan (tidak bertarif).
Donasi hanya akan diminta pada saat pendaftaran saja. Untuk berlangganan berita
dan artikel seputar parenting (e-news) akan dikenai biaya sebesar Rp. 50.000,-
setiap bulan.
Untuk pembuatan inovasi ini hanya diperlukan biaya untuk pembuatan website,
dan untuk sosialisasi. Estimasi anggaran terlampir.
IV.
CARA
KERJA
Dalam konsultasi
parenting berbasis online ini, kami menggunakan media web untuk menghubungkan
antara konsultan dengan client. Web ini
dalam penggunaannya dapat diakses oleh khalayak ramai atau masyarakat pada
umumnya. Didalam web selain terdapat informasi-informasi tentang pendidikan
parenting, juga terdapat
informasi-informasi yang berasal dari instansi pemerintah yang terkait yaitu
badan BKKBN dan KOMNAS Perlindungan anak. Jadi para client juga dapat
mengetahui informasi tentang program-program apa saja yang dicanangkan oleh
pemerintah berkaitan dengan pendidikan parenting.
Konsultasi
parenting online ini, juga menyediakan konsultasi secara intensif dengan para
konsultan yang terkait. Jadi apabila para client menghendaki konsultasi yang
lebih intensif dengan konsultan maka sebelumnya mereka harus membayar melalui
rekening dari segala cabang bank yang sudah tertera di dalam web. Nama-nama
konsultan sudah tertera pada web beserta curriculum vitae masing-masing
konsultan untuk membuat client lebih
mengenal dan tertarik dengan para konsultan untuk berkonsultasi. Para client dapat menjalin komunikasi yang
lebih intensif dengan para konsultan baik melalui web maupun tatap muka atau
secara langsung. Karena pihak manajemen telah menyediakan konsultan di berbagai
daerah di seluruh Indonesia. Dalam konsultasi dengan metode tatap muka ini
hanya berlaku dengan para konsultan di wilayah atau sektor masing-masing.
V.
KELEBIHAN
DAN KEKURANGAN
a. Kelebihan:
1. Melayani
konsultasi pendidikan keluarga (parenting) tidak hanya untuk anak-anak, namun
juga untuk orang tua usia lanjut yang sering terabaikan.
2. Mudah
dijangkau dan di akses di seluruh dunia.
3. Memberikan
berbagai pengetahuan dan informasi mengenai dunia parenting.
4. Mempermudah
masyarakat luas untuk mendapatkan informasi mengenai dunia parenting.
5. Mempermudah
akses bagi orang tua yang sibuk dalam pekerjaan, sehingga tetap bisa
mendapatkan informasi tentang parenting.
6. Menyediakan
konsultan yang berpengalaman dan kompeten di bidangnya.
7. Menyediakan
konsultasi secara online maupun secara tatap muka.
8. Konsultasi
tatap muka dapat di jangkau di kota-kota besar di Indonesia.
9. Bekerja
sama dengan instansi-instansi pemerintahan sepeti BKKBN, Komnas Perlindungan
Anak, dan konsultan keluarga profesional.
10. Biaya
bisa di sesuaikan dengan kemampuan dari masing-masing pengguna jasa konsutasi.
b. Kekurangan:
1. Ditujukan
untuk kalangan menengah keatas.
2. Kalangan
menengah kebawah sulit untuk mengakses secara online.
3. Membutuhkan
kemampuan mengguanakan internet.
Lampiran 1. Estimasi Biaya
No.
|
Uraian
|
Jumlah
|
Harga Satuan (Rp)
|
Jumlah (Rp)
|
1.
|
Biaya
Pembuatan Website
|
1
|
3.000.000
|
3.000.000
|
2.
|
Pemasangan
iklan di Internet
|
20
|
50.000
|
1.000.000
|
Total
|
4.000.000
|
Lampiran 2. Contoh website
Beberapa Model Pembelajaran yang Bisa Di Lihat
http://www.bppaudnibanjarbaru.org/index.php/produk-bp-paudni/model-paudni/24-model-kursus-dan-pelatihan-pkh-berbasis-potensi-lokal-kain-sasirangan
http://www.bppaudnibanjarbaru.org/index.php/produk-bp-paudni/model-paudni/25-model-pengembangan-ape-berbasis-lokal
http://www.bppaudnibanjarbaru.org/index.php/produk-bp-paudni/model-paudni/21-model-penyelenggaraan-pelatihan-layanan-ptk-paudni-berbasis-tupoksi-tahun-2011
MODEL KURSUS DAN PELATIHAN PKH BERBASIS POTENSI LOKAL (KAIN SASIRANGAN)
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu program pendidikan nonformal yang sudah cukup lama tetapi masih relevan dalam upaya pemberdayaan masyarakat (khususnya peningkatan pengetahuan keterampilan dan kemampuan berusaha), adalah Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH). Keberadaan program ini dimulai sekitar tahun 2004 semula sebagai bentuk pelayanan PNF bagi masyarakat pasca pendidikan keaksaraan. Pada perkembangan selanjutnya tidak saja melayani masyarakat pasca pendidikan keaksaraan tetapi juga masyarakat yang belum memiliki keterampilan dan pendapatan (pengangguran). Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) saat ini diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Sanggar Kegiatan Belajar (UPTD SKB), Pusat Kegiatan Belajar (PKBM), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lembaga lainnya termasuk dalam rangka pengembangan dan uji coba yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) dan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI).
Model kursus dan pelatihan PKH kain sasirangan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, dalam rangka untuk upaya mempertahankan dan meningkatkan kelestarian budaya lokal, peningkatan penguasaan berbagai keterampilan, penciptaan dan perluasan lapangan kerja, perolehan dan peningkatan pendapatan, perluasan akses dan peningkatan partisipasi dalam kehidupan kemasyarakatan dan pembangunan, penguatan kapasitas-kapasitas lainnya baik diri, keluarga maupun kelompok yang lebih luas.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan perlu adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian peserta didik, sehingga mampu menguasai; keterampilan teknis, pengelolaan usaha, memiliki karakter kewirausahaan, pada akhirnya; dapat bekerja dan berusaha secara mandiri (perorangan atau berkelompok) dan bekerja pada lembaga usaha atau industri.
B. Tujuan Penyusunan Model Konseptual
Tujuan penyusunan mode konseptual adalah (1) analisis situasi kewilayahan dan identifikasi kebutuhan penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), (2) penyusunan, pengembangan kurikulum pembelajaran terpadu, (3) pengembangan bahan belajar, perangkat evaluasi pembelajaran terpadu, (4) pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan pengembangan kemitraan.
C. Sasaran Pengguna
Model konseptual pembelajaran terpadu ini diharapkan dapat digunakan; (1) khususnya penyelenggara PKH Mandiri di wilayah kerja BPPNFI yang dianggap relevan dalam rangka uji coba model, (2) selanjutnya apabila dipandang oleh pakar dan praktisi, serta telah melalui uji coba diharapkan dapat tersebarluaskan dan digunakan oleh Pamong Belajar BPPNFI, UPTD BPKB, UPTD SKB, penyelenggara PKBM, pihak-pihak lain yang menyelenggarakan Pendidikan nonformal (PNF).
D. Ruang lingkup
Model konseptual pembelajaran terpadu ini mencakup ruang lingkup tahapan penyelenggaraan dan pembelajaran PKH yaitu; analisis situasi kewilayahan dan identifikasi kebutuhan penyelenggaraan PKH, penyusunan dan pengembangan kurikulum pembelajaran terpadu, pengembangan bahan belajar dan perangkat evaluasi pembelajaran terpadu, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi serta pengembangan kemitraan.
Salah satu program pendidikan nonformal yang sudah cukup lama tetapi masih relevan dalam upaya pemberdayaan masyarakat (khususnya peningkatan pengetahuan keterampilan dan kemampuan berusaha), adalah Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH). Keberadaan program ini dimulai sekitar tahun 2004 semula sebagai bentuk pelayanan PNF bagi masyarakat pasca pendidikan keaksaraan. Pada perkembangan selanjutnya tidak saja melayani masyarakat pasca pendidikan keaksaraan tetapi juga masyarakat yang belum memiliki keterampilan dan pendapatan (pengangguran). Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) saat ini diselenggarakan oleh Unit Pelaksana Teknis Dinas Sanggar Kegiatan Belajar (UPTD SKB), Pusat Kegiatan Belajar (PKBM), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) dan lembaga lainnya termasuk dalam rangka pengembangan dan uji coba yang diselenggarakan oleh Balai Pengembangan Kegiatan Belajar (BPKB) dan Balai Pengembangan Pendidikan Nonformal dan Informal (BPPNFI).
Model kursus dan pelatihan PKH kain sasirangan sebagai salah satu bentuk pemberdayaan masyarakat, dalam rangka untuk upaya mempertahankan dan meningkatkan kelestarian budaya lokal, peningkatan penguasaan berbagai keterampilan, penciptaan dan perluasan lapangan kerja, perolehan dan peningkatan pendapatan, perluasan akses dan peningkatan partisipasi dalam kehidupan kemasyarakatan dan pembangunan, penguatan kapasitas-kapasitas lainnya baik diri, keluarga maupun kelompok yang lebih luas.
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan perlu adanya model pembelajaran yang dapat meningkatkan kemandirian peserta didik, sehingga mampu menguasai; keterampilan teknis, pengelolaan usaha, memiliki karakter kewirausahaan, pada akhirnya; dapat bekerja dan berusaha secara mandiri (perorangan atau berkelompok) dan bekerja pada lembaga usaha atau industri.
B. Tujuan Penyusunan Model Konseptual
Tujuan penyusunan mode konseptual adalah (1) analisis situasi kewilayahan dan identifikasi kebutuhan penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), (2) penyusunan, pengembangan kurikulum pembelajaran terpadu, (3) pengembangan bahan belajar, perangkat evaluasi pembelajaran terpadu, (4) pelaksanaan pembelajaran, evaluasi dan pengembangan kemitraan.
C. Sasaran Pengguna
Model konseptual pembelajaran terpadu ini diharapkan dapat digunakan; (1) khususnya penyelenggara PKH Mandiri di wilayah kerja BPPNFI yang dianggap relevan dalam rangka uji coba model, (2) selanjutnya apabila dipandang oleh pakar dan praktisi, serta telah melalui uji coba diharapkan dapat tersebarluaskan dan digunakan oleh Pamong Belajar BPPNFI, UPTD BPKB, UPTD SKB, penyelenggara PKBM, pihak-pihak lain yang menyelenggarakan Pendidikan nonformal (PNF).
D. Ruang lingkup
Model konseptual pembelajaran terpadu ini mencakup ruang lingkup tahapan penyelenggaraan dan pembelajaran PKH yaitu; analisis situasi kewilayahan dan identifikasi kebutuhan penyelenggaraan PKH, penyusunan dan pengembangan kurikulum pembelajaran terpadu, pengembangan bahan belajar dan perangkat evaluasi pembelajaran terpadu, pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi serta pengembangan kemitraan.
BAB II
KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU PADA PKH
KONSEP PEMBELAJARAN TERPADU PADA PKH
A. Definsi Istilah
1. Pembelajaran adalah upaya yang dilakukan secara sengaja dan sistematis untuk menciptakan kondisi-kondisi agar terjadi kegiatan belajar.
2. Pembelajaran terpadu; adalah suatu kegiatan pembelajaran yang memadukan: materi/pokok bahasan/subpokok bahasan, proses penyajian pembelajaran dan kegiatan usaha, pemanfaatan sarana dan tempat pembelajaran, unsur dan keterlibatan nara sumber, kegiatan evaluasi dan pengembangan kemitraan.
3. Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) menurut petunjuk teknis PKH, secara umum adalah suatu kegiatan membelajarkan warga masyarakat untuk mengejar ketinggalan dibidang usaha, dengan cara bekerja, belajar dan berusaha, guna memperoleh mata pencaharian sebagai sumber penghasilan yang layak.
4. Kemandirian dimaknai sebagai berikut;kemandirian dalam belajar, mampu mengarahkan diri dalam belajar, belajar sudah menjadi kebutuhannya, sehingga belajar merupakan dorongan dari dalam dirinya, (2) kemandirian dalam mengambil prakarsa, inisiatif dan pemecahan masalah, (3) kemandirian dalam pengelolaan usaha, (4) kemandirian dalam bekerja dan berkarya, (5) kemandirian dalam ekonomi (dapat memenuhi kebutuhan sendiri).
B. Kerangka Pembelajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu diharapkan dapat mewujudkan pembelajaran yang efektif, yaitu terwujudnya kemandirian peserta didik dengan memiliki dan menguasai; pengetahuan, keterampilan, sikap dan karakter kewirausahaan.
1. Desain pembelajaran terpadu
Desain pembelajaran dimaknai sebagai dokumen panduan proses pembelajaran PKH dengan jelas akan menggambarkan bagaimana pembelajaran terpadu dilihat dari keterpaduan dari berbagai aspek antara lain: aspek materi belajar, aspek nara sumber teknis, aspek proses penyajian materi pembelajaran baik teori maupun praktek, aspek metode pembelajaran yang relevan, aspek evaluasi
2. Desain penyelenggaraan
Dalam merancang penyelenggaraan PKH agar tercipta pembelajaran terpadu secara kondusif maka beberapa aspek perlu di cermati antara lain aspek perencanaan harus melibatkan para pemangku kepentingan (stakeholders) seperti calon peserta didik, calon tutor/nara sumber, dunia usaha dan industri, organisasi yang terkait dan relevan, unsur pemerintah yang sangat terkait atau relevan, seperti pemerintahan tingkat desa/kecamatan, dinas pendidikan, peindustrian dan perdangan, koperasi dan UKM. Proses perencanaan juga mempertimbangkan aspek-aspek potensi ekonomi lokal, seperti sumber daya manusia, pasar, bahan baku, budaya dan teknologi. Mempertimbangkan tindak lanjut pemanfaatan lulusan atau peserta didik PKH, dan sumber-sumber pembiayaan dan komponen pembiayaan yang diperlukan.
BAB III
PROSES PENYELENGGARAAN PKH
DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERPADU
PROSES PENYELENGGARAAN PKH
DAN TAHAPAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN TERPADU
Model konseptual pembelajaran terpadu, merupakan bagian dari rancangan penyelenggaraan PKH. Lingkup yang dibahas dalam proses penyelenggaraan PKH dan tahapan pelaksanaan pembelajaran terpadu meliputi; 1) tahapan analisis situasi dan kondisi kewilayahan, tujuannya untuk mengetahui masalah dan potensi lokal yang dapat dikembangkan dilingkungan tersebut, 2) identifikasi kebutuhan penyelenggaraan PKH, (3) penyusunan program dan perangkat pembelajaran, 4) orientasi peserta didik, pendidik dan para pihak lainnya, 5) pelaksanaan pembelajaran dan kegiatan usaha, melalui tahapan pelatihan, pemagangan dan pemandirian, (6) evaluasi, (7) pengembangan kemitraan.
A. Analisis situasi dan kondisi kewilayahan
1. Pengertian Analisis situasi dan kondisi kewilayahan
Analisis situasi atau sering disebut analisis lingkungan adalah tahap awal dari seluruh rangkaian kegiatan perencanaan program, yang dimaksudkan untuk mengetahui kesenjangan antara situasi yang ada sekarang dengan situasi yang diinginkan beserta potensi dan kendala untuk mencapai kondisi yang ideal.
2. Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk mendapatkan data sebagai berikut: memperoleh informasi menyeluruh tentang situasi dan kondisi masyarakat, mengetahui kesenjangan antara kondisi sekarang dan kondisi yang diinginkan,mengetahui faktor-faktor penyebab dan alternatif pemecahan yang telah dilakukan.
3. Input :
4. Proses
Penyelenggara program bersama sama dengan pemerintahan setempat dan masyarakat melaksanakan pengumpulan data.
5. Hasil
Hasil dari kegiatan ini didapatkan data-data berkenaan dengan :
a. Tersedianya data menyeluruh tentang situasi dan kondisi masyarakat..
b. Tersedianya data kesenjangan antara kondisi sekarang dan kondisi yang diinginkan.
c. Diketahuinya faktor-faktor penyebab dan alternatif pemecahan yang telah dilakukan.
6. Manfaat
Dalam melakukan identifikasi kebutuhan penyelenggaraan program PKH yang meliputi :calon peserta didik, calon nara sumber teknis, program atau jenis keterampilan dan usaha, sumber-sumber pembiayaan,bahan-bahan belajar, calon mitra program, bahan baku, teknologi dan pemasaran, perluasan akses untuk pengembangan usaha dan peningkatan pengetahuan, keterampilan dan sikap kewirausahaan.
7. Pelaksana
Pihak-pihak yang perlu terlibat dalam kegiatan analisis situasi lingkungan adalah pemerintahan desa, tokoh masyarakat, dan masyarakat, Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) dan intansi yang lain yang relevan dan memiliki kaitan dengan data dan informasi yang dibutuhkan.
B. Identifikasi
1. Pengertian
Kegiatan identifikasi diartikan sebagai kegiatan mencari, menemukan, mengolah, menyajikan dan memanfaatkan berbagai data terkait dengan komponen penyelenggaraan program PKH.
2. Tujuan
Tujuan dari tahapan ini adalah untuk mencari menemukan, menyajikan dan memanfaatkan data.
3. Tahapan kegiatan dalam melakukan identifikasi yaitu : Persiapan, Pelaksanaan, Pengolahan, Pemanfaatan Hasil identifikasi
4. Input
5. Proses
6. Hasil
C. Pengembangan Perangkat Penyelenggaraan PKH
Pengembangan perangkat penyelenggaraan PKH didasarkan pada hasil identifikasi, kegiatan pada tahapan ini adalah penyusunan program pembelajaran dan bahan belajar,
1. Program Pembelajaran
a. Pengertian
Program pembelajaran merupakan seperangkan rencana pembelajaran yang meliputi kompetensi, kompetensi dasar, indikator, waktu dan proses penyajian dan evaluasi.
b. Tujuan
Tujuan kegiatan ini adalah untuk menghasilkan rencana pembelajaran yang akan menjadi rujukan peserta didik dan instruktur baik dalam kegiatan pembelajaran maupun usaha.
c. Proses pembuatan kurikulum (silabus)
Proses pembuatan kurikulum (silabus), penyelenggara, pengelola dan semua tutor yang terlibat dalam pembelajaran PKH bersama-sama menyusun, mereview, memfinalkan dan selanjutnya disepakati menjadi rencana pembelajaran (kurikulum) PKH
2. Waktu yang dibutuhkan diperkirakan 1 minggu
a. Hasil
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini, tersusunnya rencana pembelajaran dalam bentuk (1) silabus memuat kompetensi, kompetensi dasar, proses, waktu dan evaluasi, (2) jadwal pembelajaran.
3. Bahan Belajar
a. Pengertian
Bahan belajar dapat diartikan sebagai materi atau isi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik dalam proses belajar suatu program belajar pendidikan nonformal, contoh bahan belajar: modul, diktat, poster, alat/ bahan praktek.
b. Tujuan
Tujuan dari pembuatan bahan belajar adalah sebagai alat untuk memudahkan dalam proses pembelajaran.
c. Proses
Proses pembuatan bahan belajar (modul), penyelenggara, pengelola dan semua tutor yang terlibat dalam pembelajaran PKH bersama-sama menyusun, mereview, memfinalkan dan selanjutnya disepakati menjadi bahan belajar PKH
4. Waktu yang dibutuhkan diperkirakan 2 minggu
D. Orientasi
1. Pengertian orientasi
Orientasi pengelola, instruktur, peserta didik dan para pihak terkait dalam penyelenggaraan PKH agar para pihak dimaksud dapat memahami tugas, wewenang dan mekanisme penyelenggaraan PKH, sehingga dapat melaksanakan perannya secara optimal.
2. Tujuan adalah: memberikan pemahaman terhadap para pihak dalam penyelenggaraan PKH, dan memberikan motivasi kepada para pihak terutama peserta didik agar kegiatan PKH.
3. Input
4. Proses pelaksanaaan sebagai berikut: menjelaskan tujuan, proses dan hasil yang diinginkan, penyampaian informasi tentang penyelenggaraan PKH, silabus pembelajaran, diskusi, pembahasan dan penyepakan-penyepakatan dan penyusunan rencana tindak lanjut.
5. Hasil
a. para pihak dalam penyelenggaraan PKH (instruktur, pengelola, peserta didik, penilik, dan pihak lainnya) memiliki pemahaman yang baik terkait dengan tugas, wewenang, mekanisme, aturan dalam penyelenggaraan PKH.
b. para pihak terutama peserta didik agar kegiatan PKH tersebut menjadi wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perubahan sikap kearah yang lebih baik.
E. Pelaksanaan Kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup
Proses pembelajaran terpadu pada Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) dilakukan melalui tiga tahapan pembelajaran, yaitu : (1) tahapan pembekalan,(2) tahapan pendalaman belajar dan bekerja (dilakukan dengan kegiatan pemagangan), dan (3) tahapan pemandirian, yang merupakan kegiatan tindak lanjut (dilakukan dengan pemandirian dan pendampingan terhadap peserta didik).
1. Tahap pelatihan
Proses pelatihan dalam penyelenggaraan PKH sangat strategis untuk dapat memberikan bekal awal kepada peserta didik terkait dengan pengetahuan dan keterampilan. Dalam penerapannya pada proses pembelajaran Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH), latihan merupakan tahapan pembelajaran pertama yaitu berada pada tahapan pembekalan, diharapkan pada tahapan latihan ini peserta didik memiliki keterampilan vokasional yang sesuai dengan harapan, bakat, dan minat.
2. Tahap pemagangan
Melalui magang seseorang yang memiliki pengalaman tertentu menyampaikan pengetahuan dan keterampilan yang telah dimiliki kepada orang lain yang belum berpengalaman dan membutuhkan pengalaman itu.
3. Tahap pemandirian
Kemandirian dalam arti yang luas, menyentuh berbagai aspek kehidupan manusia yang berbudaya, misalnya kemandirian dalam belajar, bekerja, dan kemandirian dalam berusaha meningkatkan pendapatan serta bidang-bidang lain. Namun sesungguhnya makna esensi yang terdapat dan terkandung dalam pengertian kemandirian adalah kemampuan pengoptimalisasian diri atas bantuan orang lain. Dengan perkataan lain kemandirian dalam kebersamaan.
F. Evaluasi
Dalam proses pembelajaran, evaluasi menjadi sesuatu yang penting karena para pihak (penyelenggara, pengelola, peserta program, dan pihak yang terkait) dalam penyelenggaraan PKH ingin mengetahui perkembangan proses penyelenggaraan PKH maupun proses pembelajaran pelatihan, pemagangan dan hasil pemandirian.
G. Kemitraan
Kemitraan dalam penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup dengan pembelajaran terpadu meliputi: (1) kemitraan dalam pembelajaran (2) kemitraan dalam pendampingan setelah pembelajaran (3) kemitraan dalam usaha.
1. Pengertian kemitraan
Kemitaraan dalam penyelenggaraan Pendidikan Kecakapan Hidup adalah salah satu bentuk kerjasama yang saling menguntungkan antara pengelola dengan lembaga lain.
2. Tujuan kemitraan
Tujuan kemitraan adalah untuk memperlancar kegiatan Pendidikan Kecakapan Hidup dalam pembelajaran sampai memanfaatkan keterampilan yang dibelajarkan menjadi usaha warga belajar.
3. Manfaat kemitraan
Beberapa manfaat melakukan kegiatan kemitraan:
a. Mendapat kepastian penyelenggaraan PKH yang terencana, Resiko penyelenggaraan PKH dapat ditekan, memperoleh hasil yang maksimal, mencapai efisien penyelenggaraan yang maksimal, warga belajar mendapatkan keterampilan, kewirausahaan dan menjadi usaha yang mandiri.
4. Bidang-bidang kemitraan: kemitraan dalam pendidikan, permodalan, peralatan usaha, pemasukan bahan baku, pemasaran, dan pengelolaan usaha
a. Langkah-langkah melakukan kemitraan sebagai berikut: melakukan identifikasi intern,melakukan identifikasi calon mitra usaha, melakukan penjajagan dengan calon mitra, menentukan kesepakatan tentang objek kemitraan usaha dengan mitra usaha, menetapkan kesepakatan dan bentuk perjanjian.
5. Karakter yang harus dimiliki oleh pemitra dan mitra adalah: mempunyai sifat jujur, rasa tanggung jawab, menepati perjanjian,mempunyai pandangan ingin maju dan saling mempercayai.
BAB IV
KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN
MODEL KONSEPTUAL PEMBELALAJARAN TERPADU
KEUNGGULAN DAN KETERBATASAN
MODEL KONSEPTUAL PEMBELALAJARAN TERPADU
Secara umum model konseptual ini diprediksi memiliki keunggulan-keunggulan sehingga menjadi alternatif dalam pemberdayaan masyarakat, tetapi juga disadari memiliki keterbatasan-keterbatasan. Keunggulan dan keterbatasan dimaksud diantaranya sebagai berikut :
A. Keunggulan
1. Model pembelajaran terpadu pada PKH ini menyajikan lingkup isi yang lengkap dan detil diharapkan pengguna terpandu dalam membentuk, melaksanakan pembelajaran dan kegiatan usaha secara lebih jelas.
2. Kemitraan, partisipatif, menjadi kunci utama dalam penyelenggaraan PKH dengan model pembelajaran terpadu.
3. Dengan dilakukan analisis situasi dan kondisi secara menyeluruh, sebelum dilakukan identifikasi kebutuhan penyelenggaraan PKH, ketepatan, relevansi dengan kebutuhan belajar peserta didik, keunggulan kompetitip lokal dan kebijakan lokal diharapkan dapat terwujud.
4. Proses pembelajaran dan kegiatan usaha yang dilaksanakan melalui tahapan pelatihan, pemagangan dan pemandirian diharapkan dapat melahirkan peserta didik yang berkualitas.
5. Pelibatan unsur lain (dunia usaha dan industri, lembaga sertifikasi profesi dan lembaga lainnya) dalam proses evaluasi diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan terhadap kualitas peserta didik PKH.
B. Keterbatasan
1. Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif model ini tidak bisa diadopsi (diterapkan) secara langsung dan utuh pada daerah diluar lokasi uji coba, tetapi dapat diterapkan dengan terlebih dahulu melakukan adaptasi sesuai dengan kontek dan karakteristik setempat, ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pengelola PKH dilapangan, oleh karena itu memerlukan kualifikasi dan kompetensi ketenagaan yang lebih tinggi dibandingkan penyelenggaraan PKH dengan model PKH yang selama ini sudah ada.
2. Pelibatan banyak pihak dalam suatu kegiatan pemberdayaan masyarakat seperti penyelenggaraan PKH melalui model pembelajaran terpadu, tidaklah mudah, memerlukan waktu yang cukup dan mobilisasi yang ketenagaan yang tepat, inipun menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara PKH.
DAFTAR PUSTAKA
Abdulhak Iskhak (1995), Metodelogi Pembelajaran Pada POD, Bandung Cipta Intelektual.
____________ (1996), Strategi Membangun Motivasi dalam POD, Bandung AGTA Manunggal Utama.
Buchari Alma ( 2005) Kewirausahaan, Bandung Alfabet,
____________ (2005) Dasar – dasar etika bisnis islam, Bandung Alfabet,
BP-PLSP Regional II Bandung (2006) Model penyelenggaraan PKH Berbasis Character Building, Bandung (tidak diterbtkan)
Depdiknas(2002) Pelatihan Kejar usaha, Dit dikusi Ditjen PLSP Depdiknas, Jakarta
E. Dede Suryaman (1999) Model pembelajaran dan penyelenggaraan KPP,PPS-UPI (Tesis tidak diterbitkan)
------------------(2005) Aspek-aspek sosial budaya dalam penyelenggaraan PKH, makalah PPS – UPI
Fogarty Robbin (1991), How to Integrate the Curricula IRI/Skylight Publishing, Inc, Palatine, Illions
Malcom. S Knowles (1970) The Modern Practice of Adult Education Andragogy versus Pedagogy: Association Press Follet Publishing Company Chicago
Oemar Hamalik (2001), Pendekatan baru strategi belajar mengajar berdasarkan CBSA, Bandung Sinar Baru Algensindo.
R. Ibrahim dkk (2002), Kurikulum Pembelajaran, Bandung, Jurusan Kurikulum FIP-UPI
Syaodih, Nana (2004) Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung, Yayasan Kesuma
Sember: Pamong Belajar (Tim Pengembang Model BP-PNFI Regional VI Banjarbaru)
____________ (1996), Strategi Membangun Motivasi dalam POD, Bandung AGTA Manunggal Utama.
Buchari Alma ( 2005) Kewirausahaan, Bandung Alfabet,
____________ (2005) Dasar – dasar etika bisnis islam, Bandung Alfabet,
BP-PLSP Regional II Bandung (2006) Model penyelenggaraan PKH Berbasis Character Building, Bandung (tidak diterbtkan)
Depdiknas(2002) Pelatihan Kejar usaha, Dit dikusi Ditjen PLSP Depdiknas, Jakarta
E. Dede Suryaman (1999) Model pembelajaran dan penyelenggaraan KPP,PPS-UPI (Tesis tidak diterbitkan)
------------------(2005) Aspek-aspek sosial budaya dalam penyelenggaraan PKH, makalah PPS – UPI
Fogarty Robbin (1991), How to Integrate the Curricula IRI/Skylight Publishing, Inc, Palatine, Illions
Malcom. S Knowles (1970) The Modern Practice of Adult Education Andragogy versus Pedagogy: Association Press Follet Publishing Company Chicago
Oemar Hamalik (2001), Pendekatan baru strategi belajar mengajar berdasarkan CBSA, Bandung Sinar Baru Algensindo.
R. Ibrahim dkk (2002), Kurikulum Pembelajaran, Bandung, Jurusan Kurikulum FIP-UPI
Syaodih, Nana (2004) Kurikulum dan Pembelajaran Kompetensi, Bandung, Yayasan Kesuma
Sember: Pamong Belajar (Tim Pengembang Model BP-PNFI Regional VI Banjarbaru)